Cegah Radikal, Staf Ahli Kasad kunjungi wilayah Kodim 0816/Sidoarjo

Redaksi 452 Kali Dilihat 0 Komentar

Cegah Radikal, Staf Ahli Kasad kunjungi wilayah Kodim 0816/Sidoarjo

 

Cakrawala Media - Sidoarjo,

 

Sidoarjo – Tim Pokja dan Kajian Bidang Idpol Staf Ahli Kasad (Komando Stategi Angkatan Darat) melakukan pengumpulan data Deradikalisasi di Makodim 0816/Sidoarjo, Selasa (20/08/2019).

 

Tim ahli Kasad yang hadir di antaranya, Kolonel Inf Arif Bukhori, SE, Kolonel Kav Hendrikus Joko Rianto, Kolonel Arm Tria Wibawa dan Kolonel Czi Bayu Ekawan S.Sos (Aster Kasdam V/Brw). Tim Ahli Kasad di sambut oleh Dandim 0816/Sidoarjo, Letkol Kav Arief Cahyo Widodo, S.I.P dan didampingi oleh Para Perwira Staf beserta Danramil Jajaran Kodim 0816/Sidoarjo.

 

WhatsApp_Image_2019-08-20_at_17.45.16(1)

 

Tim ahli Kasad menyampaikan, pengumpulan data sebagai bahan masukan untuk menyusun kajian tentang optimalisasi peran TNI-AD di daerah. "Untuk mengikis faham radikalisme dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI," kata Kolonel Inf Arif Bukhori, SE.

 

Kunjungan ini guna mencegah masuknya paham radikalisme di kalangan wilayah Kodim 0816/Sidoarjo dan sekitarnya.


Menurut Kolonel Kav Hendrikus Joko Rianto, radikalisme sangat berbahaya dan bisa memapar semua lapisan, golongan dan semua latar belakang, sosial, ekonomi dan pendidikan yang berbeda-beda. “Tujuan terorisme ingin mengganti dasar negara Pancasila menjadi Islam ini sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa,” Tuturnya.

 

WhatsApp_Image_2019-08-20_at_17.45.17

 

Selain itu, Para Tim Pokja dan Kajian Bidang Idpol Staf Ahli Kasad melaksanakan kunjungan Ruang Rapat Lapas/Lembaga Pemasyarakatan kelas I Surabaya Jl. Pemasyarakatan Ds. Kebonagung Kec. Porong Kab. Sidoarjo telah dilaksanakan Kegiatan kunjungan kerja oleh sebanyak 4 orang dari Stfa Ahli Kasad dalam rangka kajian strategis Pok Idpol TW III TA. 2019 DPP Kolonel Inf Arif Bukhori, SE.

 

Rombongan Tim Sahli Kasad tiba di Lapas Kelas 1 Surabaya dengan menggunakan Randis Kodam V/Brawijaya selanjutnya diterima oleh Sdr. Suharman (Kalapas Kelas 1 Surabaya) didampingi oleh Kapten Inf Adi Sutrisno (Danramil 0816/04 Porong).

 

WhatsApp_Image_2019-08-20_at_17.45.02

 

Tim Sahli Kasad menuju ruang rapat Lapas Kelas 1 Surabaya dalam rangka melihat paparan Kalapas yang diwakili oleh Sdr. Bambang Sugianto (Kasi Binmas Lapas Kelas 1 Surabaya) terkait keberadaan 6 orang Napiter yang berada di Lapas Kelas 1 Surabaya, dalam pembahasan terkait Latar belakang Napiter, Aktifitas dan interaksi sehari-hari Napi Teroris. Dilanjutkan Pengunjung yang menjenguk Napi Teroris, dan Upaya terhadap deradikalisasi yang telah ada.

 

Sdr. Hisyam/Umar Patek (Napiter) memasuki ruangan rapat guna dilaksanakan dialog tim Sahli Kasad, Sdr. Umar Patek menyampaikan, “Untuk sikap saya terhadap kegiatan teroris yang berada di Indonesia kami tidak setuju karena di Indonesia umat muslim tidak diperangi sehingga kita tidak wajib melaksanakan jihad di Indonesia dan apabila ada salah satu orang yang melaks kegiatan radikal namun pemerintah tidak menghancurkan masjid maupun ponpes yang merupakan induk dari oknum pelaku teror.” Ujar Umar Patek.

 

WhatsApp_Image_2019-08-20_at_17.44.55

 

“Kami terlibat langsung terkait kejadian Bom Bali dan awal saya sudah tidak setuju karena tidak sesuai dengan norma-norma Jihad, sehingga dalam pelaksaannya terjadi kesalahan motif dan teknis.

 

Bom Bali dilakukan sebagai wujud pembalasan terhadap pembantaian kaum Palestina oleh negara barat dan saya seperti saat ini krn saya berada pada waktu dan daerah yang salah.

 

Dandim 0816/Sidoarjo menyampaikan, “Menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang bahaya radikalisme negatif dan terorisme menjadi salah satu tugas kita semua. Secara berkesinambungan dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Agar penanganannya efektif, Kita terus melakukan koordinasi dengan berbagai elemen untuk mengurai permasalahan terorisme.” Ujar Letkol Kav Arief Cahyo Widodo, S.I.P

 

“Kalau kita punya nilai kebangsaan kuat dan jiwa menyintai tanah air Indonesia, itu bisa kita jadikan filter. Kalau tidak, hal itu yang bisa membuat masyarakat. Oleh sebab itu kita harus mengantisipasi. Kita bangun kesadaran tentang hal itu.” Tambahnya.

Indonesia memiliki beragam suku, budaya, dan etnis yang menjadi sebuah keuntungan sehingga harus dijaga dan dilestarikan. Namun, jika masyarakat Indonesia tidak mampu menjaganya, Indonesia bisa tercerai-berai. Semua elemen bangsa harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi agar tidak mudah terpapar oleh paham radikalisme negatif dan terorisme. (Rose)

Tinggalkan Komentar